Jakarta, 25 Januari 2023 - Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga-lembaga pendukung akan meluncurkan Resilience Learning Management System (Re-Learn). Re-Learn merupakan platform digital yang dapat digunakan kaum muda sebagai media pembelajaran online untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memperkuat ketangguhan.
Project Manager Urban Nexus Plan Indonesia, Maulinna Utaminingsih mengatakan, sebelum meluncurkan platform digital ini, terlebih dahulu dilakukan penyesuaian material yang dibutuhkan kaum muda.
"Kita ingin tahu sebenarnya kaum muda butuh kapasitas apa saja untuk ditingkatkan. Supaya, saat mereka menghadapi situasi darurat atau shock dan stress , mereka tahu bagaimana pulih kembali dengan lebih cepat," ungkap Maulinna dalam acara pembukaan workshop pertama pembuatan Re-Learn untuk kaum muda di Jakarta, Rabu (25/1).
Rencana peluncuran Re-Learn diterima dengan baik oleh pemerintah. Direktur Tata Ruang, Pertanahan, dan Penanggulangan Bencana, Bappenas, Uke Mohammad Hussein, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyebut sebagai negara yang memiliki berbagai potensi bencana, Indonesia perlu didukung dengan kesiapan warganya dalam menghadapi bencana termasuk kaum muda.
“Saya melihat upaya Plan Indonesia dengan mendidik kaum muda kita untuk lebih berketahanan itu merupakan langkah yang tepat dan strategis. Tentu saja Kementerian PPN Bappenas mendukung upaya seperti ini untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Hussein.
Kepala Pusdiklat BNPB Berton Panjaitan ikut serta sekaligus membuka kegiatan workshop secara berani. Dia mendukung pengembangan Re-Learn dan memastikan No One Left Behind atau penanggulangan bencana tidak ada yang tertinggal, termasuk kaum muda.
Kegiatan ini juga diselenggarakan oleh berbagai lembaga pemerintah, seperti BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), BMKG, Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB), serta LSM dan kaum muda dampingannya seperti Wahana Visi Indonesia (WVI), U-Inspire, SiagaBencana.com, Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Predikt, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Teens Go Green dan UNICEF.
Naufal (17), salah satu peserta workshop dari Young Health Program Plan Indonesia, mengaku melalui acara ini ia bisa membagikan ceritanya terkait pentingnya pola hidup sehat dan kesehatan mental pascabencana. Ia berharap materi yang diperoleh di bengkel bisa diimplementasikan untuk lingkungan sekitarnya.
“Kalau mau membantu (saat situasi bencana) usahain kita punya kompetensi diri sendiri, jangan sampai niat kita malah ingin membantu jadinya ditolong,” tutur Naufal.